PERUSAHAAN BISKUIT OREO
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Disusun
oleh :
Gita Trisetiati (017.01.01.13)
AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA
TANGERANG
2015
Sejarah biskuit oreo
Kraft Foods (dinamakan sesuai nama
pendirinya, yaitu James Lewis Kraft) merupakan perusahaan produsen makanan
terbesar ke-2 di dunia (setelah Nestlé). Kraft terdaftar di Bursa Saham New
York. Pada tahun 1988, Altria Group (ketika itu masih bernama Philip Morris)
mengakuisisi Kraft senilai 12,9 miliar USD.
Pada tahun 2000, Altria Group
mengakuisisi produsen biskuit Nabisco dan menggabungnya (merger) dengan Kraft
(dimana Kraft kemudian menjadi Flagship). Saat ini Kraft telah menjadi
perusahaan mandiri yang terpisah dari Altria Group, setelah seluruh sahamnya
pada Kraft dilepas ke publik. Pada bulan November 2007, Kraft mengumumkan bahwa
perusahaan tersebut telah mengakuisisi divisi biskuit milik Danone di seluruh
dunia yang kemudian menjadikan Kraft sebagai produsen biskuit terbesar di dunia.
Kraft berkantor pusat di Northfield, Illinois, Chicago.
Oreo adalah nama dagang dari sejenis biskuit yang diproduksi oleh Nabisco, pertama kali pada 1912. Terdiri dari dua wafer coklat dengan krim putih di tengahnya. Salah satu cara populer untuk memakan Oreo adalah dengan mencelupkannya ke dalam susu. Selain itu Oreo juga digunakan untuk bahan baku untuk makanan lain, misalnya milkshake, dan es krim. Di Indonesia, Oreo diproduksi oleh PT. Kraft Indonesia atau Kraft Foods Indonesia.
Berdasarkan pernyataan dari Kim McMiller, selaku Associate Director of Consumer Relations, dua tahap proses digunakan dalam pembuatan biskuit Oreo. Adonan dasar Oreo dibentuk menjadi bentuk biskuit yang bulat dengan menggunakan mesin cetakan roti yang berputar yang kemudian masuk ke dalam oven. Sebagian besar produksi Oreo dikerjakan di pabrik Kraft ataupun Nabisco di Richmond, Virginia. Biskuit Oreo untuk pasar Asia diproduksi di Indonesia dan Cina. Sedangkan biskuit Oreo untuk pasar Eropa diproduksi di Spanyol.
Bahan baku utama produksi Oreo adalah susu, dimana produksi Oreo di Indonesia sebagian besar bahan bakunya dipasok dari dalam negeri. Meskipun 10% dari bahan baku (susu) Oreo tersebut diperoleh dari luar negeri atau impor, namun tetap dalam lisensi Nabisco.
Gambar di atas merupakan rantai persediaan (supply chain) yang dibutuhkan dalam perusahaan pembuat biskuit. Pada gambar tersebut terdapat penyuplai gandum yang menyuplai kebutuhan gandum untuk pembuatan tepung yang dibutuhkan oleh pabrik tepung selanjutnya tepung yang dihasilkan akan dikirim ke pabrik biskuit kaleng untuk kemudian diolah menjadi biskuit. Selain tepung juga terdapat susu dan keju, susu diperoleh dari penyuplai susu yang biasa menampung susu perahan langsung dari para peternak sapi perah. Sedangkan keju didapat dari pabrik keju, pabrik keju ini memperoleh susu dari penyuplai susu yang sama dengan penyuplai susu yang menyuplai perusahaan biscuit kaleng.
Untuk telur diperoleh dari peternak
telur ayam yang biasa menjualnya kepada penyuplai telur kemudian sampai ke
pabrik biscuit. Gula diperoleh langsung daripabrik gula, dimana bahan bakunya
diperoleh langsung dari para petani tebu. Untuk sistem penjualan atau
pendistribusian hasil dari perusahaan biskuit kaleng ini pertama-tama dilakukan
dengan oleh distributor, distributor ini mengirimkan produk ke toko atau
supermarket dan juga agen-agen yang khusus menjual produk ini selanjutnya dapat
sampai ke tangan konsumen.
Landasan
inspiratif perusahaan memproduksi oreo
Di awal 1900-an Oreo belumlah
dikenal, tapi di tahun 1980-an sampai saat ini Oreo menjadi bagian dari kultur
manusia karena menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang begitu melekat.
Anak-anak yang lahir di tahun 70-an dan 80-an, khususnya di Amerika dan Eropa, begitu akrab dengan keberadaan Oreo. Pada masa itu jika kita tidak punya foto diri yang sedang memakan Oreo, kita akan serasa berada di planet lain. Kita selalu berusaha membuat foto bagaimana cara memakan Oreo yang terbaik. Tidak hanya anak-anak, kaum orang tua pun mengakrabi oreo dan tidak hanya memakannya secara langsung, tapi juga dimodifikasi ke dalam bentuk lain seperti dibuat milkshake, dibuat pie, kue dan masakan-masakan penutup lainnya.
Anak-anak yang lahir di tahun 70-an dan 80-an, khususnya di Amerika dan Eropa, begitu akrab dengan keberadaan Oreo. Pada masa itu jika kita tidak punya foto diri yang sedang memakan Oreo, kita akan serasa berada di planet lain. Kita selalu berusaha membuat foto bagaimana cara memakan Oreo yang terbaik. Tidak hanya anak-anak, kaum orang tua pun mengakrabi oreo dan tidak hanya memakannya secara langsung, tapi juga dimodifikasi ke dalam bentuk lain seperti dibuat milkshake, dibuat pie, kue dan masakan-masakan penutup lainnya.
KESIMPULAN
Insfirasi saya memilih
biskuit oreo :
1.
Biskuit oreo prodak nya yang sangat berkualitas.
2.
Mudah di dapat di warung-warung atau
supermarket.
3.
Banyak di gemari anak-anak maupun orang
dewasa
4.
Harga nya yang terjangkau.